Pagi-pagi sudah disapa dengan berita yang sangat mengganggu, bomb di Boston, Amerika Serikat, parahnya bom itu meledak di acara tahunan lomba marathon...perasaan miris melihat hasil 'kerja' pelaku, apalagi setelah membaca ada anakanak yang menjadi korban... :( Deep deep sympathy for you Boston...
Saat ini belum ditemukan pelakunya, juga belum ada pihak yang mengakui sebagai pelaku; akan ada banyak persepsi mengenai motif pemboman disini. Yang akan aku bahas berikut mungkin akan menimbulkan kontroversi, well, like it or not, ini murni pendapatku...
Kalau kita kilas balik sejarah, 80% konflik yang terjadi di bumi tercinta kita ini dilatari oleh konflik agama, kalau kita tarik sampai zaman Yunani kuno, zaman Romawi, perang karena perbedaan persembahan dewa-dewa, kemudian perang Salib, perang Yom Kippur, konflik Afghanistan, dan sampai konflik-konflik saat ini, reserach it and you will find it....
Bukan hanya di dunia saja, di negeri kita tercinta pun konflik sering terjadi karena agama. Tidak perlu disebutkan satu-persatu. Di dalam pendapatku semua agama adalah baik adanya, agama adalah cara hidup, mengajarkan kita cara hidup dengan baik, mengamalkan kebaikan, menyebar cinta kasih sambil mengarahkan diri ke Tuhan Yang Maha Esa. Islam, Buddha, Hindu, Kristen, Katolik dan lain-lain semua mengajarkan kebajikan, tidak ada satupun yang mengajarkan untuk menyakiti orang lain. Agam itu baik adanya, TETAPI orang-orang yang menafsirkan ajaran dan bacaannya ini yang justru merupakan epidemi "penyakit" yang menyebabkan konflik. Di buku agama/alkitab/Al Quran tidak ada satupun yang mengajarkan kita untuk merugikan orang lain, tidak ada satupun yang mengajarkan kita untuk berjalan di jalan yang salah, tidak ada satupun yang mengajarkan kita untuk iri dan dengki kepada orang lain; justru semuanya mengajarkan kita untuk tetap bersahaja dan saling mencintai, rukun, dan damai.
Di Indonesia sendiri seharusnya kita cukup berbangga walau ada sedikit perselisihan atau insiden-insiden kecial, tapi keragaman beragama disini harus dicontoh oleh negara-negara lain. Semakin hari keharmonisan kehidupan beragama di sini semakin baik, ya kita berharap akan menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Di balik tragedy ini mungkin akan ada pihak yang mensyukuri "Makanya Amerika jangan sombong; Syukurin: negara kafir kena karma;" dan sebagainya...pasti itu...inget dong....yang membuat image itu adalah pemerintahan, warga negaranya sebagian beasr adalah rakyat tidak berdosa yang sebenarnya sangat mencintai perdamaian. Emang kita mau dicap kalau bangsa Indonesia semua warganya teroris gara-gara bom Bali? Engga kan? Be objective, korban terorisme mau beragama apapun adalah seorang manusia; manusia yang memiliki hak hidup dan kebebasan seperti kita semua.
As for now, yang bisa kita berikan adalah doa semoga tragedy di Boston dapat segera diungkap pelakunya dan kedamaian dapat tercipta lagi. Amin.....
Spread Love not Hate...
Monday, April 15, 2013
Friday, April 12, 2013
After 70+ Episodes
Sinetron 7 kita sudah melewati episode 70, dan sepertinya produser dan penulis berhasil untuk sementara waktu untuk menghilangkan kejenuhan dari plot ceritanya, dengan menambah cast cast baru dan plot plot baru. Good job for them.
In my humble opinion, jangan sampai C7S sampai seperti Cinta Fitri (1002 episodes), Putri Yang Ditukar (676 episodes) atau Islam KTP (558 episodes), 125 episodes maksimum lah, itu pun sudah cukup banyak. Lebih baik jika mau tetap ada sinetron, C7s diakhiri dulu dan memulai sinetron yang total baru dengan cerita yang lebih segar. Istilahnya end it with a high note; sinetron yang disevut di atas akhirnya dipaksa untuk berakhir karena rating sudah turun, pemasang iklan juga sudah turun drastis, sedangkan biaya produksi meningkat (gaji pemain yang meningkat karena popularitas dan gaji crew). Jadi seandainya C7S berakhir di saat rating masih tinggi dengan akhir cerita yang memuaskan, percaya deh audiens akan menunggu sinetron berikutnya walau bukan tentang cerita mereka di rusun.
Mungkin sehabis C7S ada baiknya 7 main FTV/TVM atau layar lebar plus menyanyi dan godok album kedua. People do upgrades, then after all of that can do another Sinetron. Sinetron pun mungkin seperti drama yang tayang satu minggu sekali seperti Go Go Girls dulu, dengan tayang satu minggu sekali audiens bisa lebih 'kangen' dan penasaran, penulis dapat lebih konsen menulis skrip yang berbobot, production crew dapat lebih maksimal bekerja dan tentunya pemain dapat lebih waktu untuk mendalami skrip dan lebih waktu untuk break. Intinya kualitas daripada kuantitas.
Hanya di Indonesia, Mexico dan Taiwan yang sinetron/telenovela/dramanya kejar tayang sampai ratusan episodes; kalau kita cari informasi dari internet, drama Jepang rata-rata 10-12 episodes, drama Korea rata-rata 30-40 episodes, drama Hong Kong 24-40 episodes, serial TV Amerika Serikat/Canada/Eropa rata-rata 24 episodes; tapi ini semua karena marketnya, di negeri kita tercinta ini terobsesi dengan yang panjang-panjang; sinetron panjang, pengusutan kasus yang panjang, alur birokrasi yang panjang, sampai ke antri sembako yang panjang.
Anyway anyhow semoga dunia hiburan kita terutama sinetronnya menjadi lebih baik dan berkualitas. Amin.
Just my 2cents
In my humble opinion, jangan sampai C7S sampai seperti Cinta Fitri (1002 episodes), Putri Yang Ditukar (676 episodes) atau Islam KTP (558 episodes), 125 episodes maksimum lah, itu pun sudah cukup banyak. Lebih baik jika mau tetap ada sinetron, C7s diakhiri dulu dan memulai sinetron yang total baru dengan cerita yang lebih segar. Istilahnya end it with a high note; sinetron yang disevut di atas akhirnya dipaksa untuk berakhir karena rating sudah turun, pemasang iklan juga sudah turun drastis, sedangkan biaya produksi meningkat (gaji pemain yang meningkat karena popularitas dan gaji crew). Jadi seandainya C7S berakhir di saat rating masih tinggi dengan akhir cerita yang memuaskan, percaya deh audiens akan menunggu sinetron berikutnya walau bukan tentang cerita mereka di rusun.
Mungkin sehabis C7S ada baiknya 7 main FTV/TVM atau layar lebar plus menyanyi dan godok album kedua. People do upgrades, then after all of that can do another Sinetron. Sinetron pun mungkin seperti drama yang tayang satu minggu sekali seperti Go Go Girls dulu, dengan tayang satu minggu sekali audiens bisa lebih 'kangen' dan penasaran, penulis dapat lebih konsen menulis skrip yang berbobot, production crew dapat lebih maksimal bekerja dan tentunya pemain dapat lebih waktu untuk mendalami skrip dan lebih waktu untuk break. Intinya kualitas daripada kuantitas.
Hanya di Indonesia, Mexico dan Taiwan yang sinetron/telenovela/dramanya kejar tayang sampai ratusan episodes; kalau kita cari informasi dari internet, drama Jepang rata-rata 10-12 episodes, drama Korea rata-rata 30-40 episodes, drama Hong Kong 24-40 episodes, serial TV Amerika Serikat/Canada/Eropa rata-rata 24 episodes; tapi ini semua karena marketnya, di negeri kita tercinta ini terobsesi dengan yang panjang-panjang; sinetron panjang, pengusutan kasus yang panjang, alur birokrasi yang panjang, sampai ke antri sembako yang panjang.
Anyway anyhow semoga dunia hiburan kita terutama sinetronnya menjadi lebih baik dan berkualitas. Amin.
Just my 2cents
Monday, April 1, 2013
Life in Japan Edition 2013.04.01 : Cross-Food
Hello all,
Ketika hidup di negeri orang pasti kita akan kangen dengan yang namanya makanan kita sendiri ya, seperti nasi rendang, soto, opor dan sebagainya. Kalau nasi, Japan juga sebagai negara pemakan nasi maka untuk beradaptasi di sini tidak sulit, sebab nasi ya praktis dihidangkan dimana-mana, jika kalian sering makan Japanese Food ya pasti ada nasinya no matter what.
Di sini banyak makanan yang unik-unik, ketika dua budaya bertemu (East and West), akan ada pencampuran dimanapun, termasuk di makanan. Dengan itu dapat terciptanya makanan hybrid baru anatara dua budaya yang sangat baru dan biasanya sangat enak untuk dimakan :) Di Jepang banyak jenis makanan seperti ini; banayak kita taunya ini adalah makanan Jepang contohnya ya: Cutlet Curry Rice (India-Japan), California Roll Sushi (Amrik-Japan), Doria Rice (French-Japan), Wafuu pasta (Italy-Japan) dan masih banyak lagi. Pada umumnya jenis makan ini disebut Fusion Food.
Ada yang lebih unik lagi, justru di Fast Foodnya, memang Fast Food chain yang mendunia seperti KFC, McDonalds dan sebagainya akanberusaha untuk menciptakan sesuatu yang sesuai dengan lidah masyarakat lokal, seperti di Indonesia saja di KFC ada nasi, di negeri asalnya sana KFC tidak menjual nasi sama sekali, McDonalds juga; malahan McDonalds tidak menjual ayam goreng dan nasi seperti di Indonesia sini. Nah di Jepang ada namanya Teriyaki McBurgers di McDonalds, isinya yaitu teriyaki chicken yang menggantikan daging pattynya, Colonel's Chicken Rice di KFC, bentuknya aneh, seperti burger tapi rotinya diganti kaya chicken nuggets dan isinya burger nasi :D, aneh tapi ternyata enak deh :) :) Seperti di tulisanku yang sebelumnya, Jepang itu sangat menghargai moment-moment tradisi siapapun, pada Valentine's Day kemarin, Pizza Hut Japan menghadirkan Love Pizza, cute though.
Sungguh sangat beruntung jika kita mendapatkan kesempatan untuk melihat dunia luar, dunia itu sangat luas, banyak yang bisa dilihat dan dipelajari. Dunia kita tidak sebatas tetangga kiri-kanan, dan juga bukan hanya seIndonesia. Study hard guys, semoga kesempatan itu datang :)
Ketika hidup di negeri orang pasti kita akan kangen dengan yang namanya makanan kita sendiri ya, seperti nasi rendang, soto, opor dan sebagainya. Kalau nasi, Japan juga sebagai negara pemakan nasi maka untuk beradaptasi di sini tidak sulit, sebab nasi ya praktis dihidangkan dimana-mana, jika kalian sering makan Japanese Food ya pasti ada nasinya no matter what.
Di sini banyak makanan yang unik-unik, ketika dua budaya bertemu (East and West), akan ada pencampuran dimanapun, termasuk di makanan. Dengan itu dapat terciptanya makanan hybrid baru anatara dua budaya yang sangat baru dan biasanya sangat enak untuk dimakan :) Di Jepang banyak jenis makanan seperti ini; banayak kita taunya ini adalah makanan Jepang contohnya ya: Cutlet Curry Rice (India-Japan), California Roll Sushi (Amrik-Japan), Doria Rice (French-Japan), Wafuu pasta (Italy-Japan) dan masih banyak lagi. Pada umumnya jenis makan ini disebut Fusion Food.
Ada yang lebih unik lagi, justru di Fast Foodnya, memang Fast Food chain yang mendunia seperti KFC, McDonalds dan sebagainya akanberusaha untuk menciptakan sesuatu yang sesuai dengan lidah masyarakat lokal, seperti di Indonesia saja di KFC ada nasi, di negeri asalnya sana KFC tidak menjual nasi sama sekali, McDonalds juga; malahan McDonalds tidak menjual ayam goreng dan nasi seperti di Indonesia sini. Nah di Jepang ada namanya Teriyaki McBurgers di McDonalds, isinya yaitu teriyaki chicken yang menggantikan daging pattynya, Colonel's Chicken Rice di KFC, bentuknya aneh, seperti burger tapi rotinya diganti kaya chicken nuggets dan isinya burger nasi :D, aneh tapi ternyata enak deh :) :) Seperti di tulisanku yang sebelumnya, Jepang itu sangat menghargai moment-moment tradisi siapapun, pada Valentine's Day kemarin, Pizza Hut Japan menghadirkan Love Pizza, cute though.
Sungguh sangat beruntung jika kita mendapatkan kesempatan untuk melihat dunia luar, dunia itu sangat luas, banyak yang bisa dilihat dan dipelajari. Dunia kita tidak sebatas tetangga kiri-kanan, dan juga bukan hanya seIndonesia. Study hard guys, semoga kesempatan itu datang :)
Subscribe to:
Posts (Atom)