Penghargaan dan award, apakah itu penting? Well, bagi sebagian besar orang penghargaan dan award sangat penting. Sebab itulah predikat mereka istilahnya diakui oleh orang lain akan pencapaian-pencapaiannya. Di sisi lain ada yang menganggap penghargaan dan award itu bukanlah segalanya.
Dalam hal ini contoh yang paling konkrit adalah 7ICONS; bagi sebagian besar orang mungkin menilai bahwa group ini tidak pernah memenangkan satu penghargaan/award satupun. Tapi HARUS dicatat dan diingat, memang benar mereka belum pernah menang penghargaan/award YANG menggunakan sistem VOTING. Sistem voting disini menggunakan sistem terbuka dimana voting konsumer yang paling banyak yang masuk yang menang. Itu benar 100% BELUM pernah menang dengan sistem penghargaan yang menggunakan sistem suara SMS terbanyak.
Akan tetapi mereka mendapatkan beberapa penghargaan/award dari professional-professional dan lembaga-lembaga kredibel yang tidak perlu digembar-gemborkan. Contoh penghargaan itu antara lain adalah Johnny Andrean Award dan Duta Lingkungan UNESCO. Memang tidak sepenuhnya berhubungan dengan dunia entertainment Indonesia, akan tetapi pengakuan dari kalangan profesional dan instansi mungkin bisa menjadi lebih berarti bagi 7ICONS.
Selain dari dua award itu masih ada beberapa award lain yang diberikan ke mereka tanpa melalui proses voting massal, penghargaan-penghargaan tersebut diberikan karena peranan dan kontribusi mereka di bidang yang dinilai.
Memang mungkin akan ada pertanyaan kalau belum pernah menang award music dan sejenisnya berarti belum menjadi yang terbaik; well, jika itu merupakan argumen yang dipakai maka musisi terbaik harus menang setiap saat; jika satu kali saja tidak mendapatkan penghargaan itu berarti bukan menjadi yang terbaik. Lemah bukan argumentasi seperti itu?
Di atas langit ada langit; sky is limitless, yang paling penting adalah konsistensi dalam kontribusi dalam berkarya.
Award is nice and good to have, but it is not a pre-requisite to be good.
Wednesday, July 25, 2012
Monday, July 16, 2012
7 ICONS
Setelah boom SMASH, 7 gadis yang tergabung dalam 7ICONS dengan tiba-tiba masuk ke blantika musik Indonesia. Dengan acara perdana di Trans, penampilan mereka menuai pro dan kontra, pada awalnya banyak komentar negatif yang terhadap mereka. Ada yang bilang plagiat SNSD, plagiat K-Pop, ga bisa nyanyi, narinya berantakan dan sebagainya. Tapi perlu diberi acungan jempol, di situasi K-Pop yang sedang booing di Indonesia mereka berani menerobos dan tampil, walau banyak kekurangan disana-sini.
Dengan single Playboy yang 'catchy' walau lyricnya cukup 'cheesy' cukup memberikan kesan yang mendalam ke publik entertainment, dengan suksesnya single itu, dalam satu bulan bermunculan lah group-group all-girls lainnya seperti Cherrybelle, Supergirlies, Princess, Maskara dan lain-lainnya. Cukup aman jika dibilang 7ICONS pelopor di genre ini, tapi mereka bukanlah yang pertama(itu harus diingat).
Setelah dengan single Playboy, mereka yang secara ekslusif dikontrak oleh group Trans 'menggebrak' televisi dengan drama serial Go Go Girls yang sempat bertahan sampai dua season walau tidak selesai tayangnya. Di drama serial ini, kemampuan akting mereka diuji dan diasah, yang semakin hari semakin matang dan akhirnya sampai main di beberapa FTV di Trans, RCTI, SCTV dan ANTV.
Karir mereka tidaklah selalu mulus, naik dan turun itu wajar, mulai dari masalah internal maupun eksternal, cercaan demi cercaan merek terima setiap hari. Tapi justru itu yang membuat mereka semakin solid sampai dengan hari ini. Seperti yang pernah kutulis di beberapa post yang lalu, group yang konsisten yang akan bertahan di dunia entertainment yang keras dan gampang melupakan ini. 7ICONS tidaklah sempurna, kemampuan vokal bertujuh belum solid, masih jauh dari solid, koreografi dance tetap harus diasah, akting juga mungkin harus sekolah lagi, tapi itu proses dari pengembangan diri, jika belum apa-apa sudah jago semua justru akan membawa pembawaan mereka beda dari saat ini yang cukup boleh dibilang down to earth. Kekurangan demi kekurangan ditemukan setiap hari dalam perjalanan karir 7ICONS.
Saat ini mungkin 7ICONS dibandingkan langsung dengan Cherrybelle, dari awal sampai sekarang. Di publik entertainment Indonesia mungkin lebih menerima dengan image cute-cute ala Korea/Japan yang sesuai dengan segmentasi market yaitu anak-anak kecil, makanya secara umum, Cherrybelle atau Chibi seakan lebih populer dengan penampilan mereka yang Chibi (Cute/Mini dalam bahasa Jepang), di sisi lain 7ICONS yang selalu tampil dengan konsep yang berbeda-beda sering susah diterima/dicerna oleh publik market anak-anak (Kadang tampil Gothic, kadang tampil cute sailor, kadang tampil lain-lain yang sering dinilai oleh orang "Gak Jelas Penampilannya"), tapi justru itu yang membuat group ini unik. 7ICONS terdiri dari 7 orang yang berbeda karakter tetapi sama kedudukannya dalam group, mereka bertujuh adalah 7ICONS, jika satu saja diganti personilnya maka mereka bukanlah 7ICONS lagi. Lain dengan Cherrybelle, dengan jumlah personil yang sembilan orang, yang lebih menonjol terlihat sekali ada beberapa personil, sedang yang lainnya 'seakan-akan' hanya sebagai pelengkap saja. Jika kita menilai secara objektif, ya itulah apa adanya.
Ini dipertegas pada saat adanya penggantian dua personil Cherrybelle, management Chibi dengan gamblang menyatakan dua personil ini diganti karena sudah 'ketuaan', dan Cherrybelle adalah BRAND NAME. Jadi bisa saja dalam 5 atau 6 tahun (Jika masih ada), Cherrybelle tetap ada dengan sembilan personil yang baru semua :)
Pada akhirnya waktu yang akan menentukan apakah 7ICONS bisa tetap eksis dan berkarya di Indonesia. We will never know, tapi dengan melihat perkembangan mereka setiap hari dan apa yang sudah mereka lakukan, 7ICONS punya harapan; besar; untuk bisa terus sebagai 7ICONS dan menghibur Iconia atau siapapun.
- end -
Dengan single Playboy yang 'catchy' walau lyricnya cukup 'cheesy' cukup memberikan kesan yang mendalam ke publik entertainment, dengan suksesnya single itu, dalam satu bulan bermunculan lah group-group all-girls lainnya seperti Cherrybelle, Supergirlies, Princess, Maskara dan lain-lainnya. Cukup aman jika dibilang 7ICONS pelopor di genre ini, tapi mereka bukanlah yang pertama(itu harus diingat).
Setelah dengan single Playboy, mereka yang secara ekslusif dikontrak oleh group Trans 'menggebrak' televisi dengan drama serial Go Go Girls yang sempat bertahan sampai dua season walau tidak selesai tayangnya. Di drama serial ini, kemampuan akting mereka diuji dan diasah, yang semakin hari semakin matang dan akhirnya sampai main di beberapa FTV di Trans, RCTI, SCTV dan ANTV.
Karir mereka tidaklah selalu mulus, naik dan turun itu wajar, mulai dari masalah internal maupun eksternal, cercaan demi cercaan merek terima setiap hari. Tapi justru itu yang membuat mereka semakin solid sampai dengan hari ini. Seperti yang pernah kutulis di beberapa post yang lalu, group yang konsisten yang akan bertahan di dunia entertainment yang keras dan gampang melupakan ini. 7ICONS tidaklah sempurna, kemampuan vokal bertujuh belum solid, masih jauh dari solid, koreografi dance tetap harus diasah, akting juga mungkin harus sekolah lagi, tapi itu proses dari pengembangan diri, jika belum apa-apa sudah jago semua justru akan membawa pembawaan mereka beda dari saat ini yang cukup boleh dibilang down to earth. Kekurangan demi kekurangan ditemukan setiap hari dalam perjalanan karir 7ICONS.
Saat ini mungkin 7ICONS dibandingkan langsung dengan Cherrybelle, dari awal sampai sekarang. Di publik entertainment Indonesia mungkin lebih menerima dengan image cute-cute ala Korea/Japan yang sesuai dengan segmentasi market yaitu anak-anak kecil, makanya secara umum, Cherrybelle atau Chibi seakan lebih populer dengan penampilan mereka yang Chibi (Cute/Mini dalam bahasa Jepang), di sisi lain 7ICONS yang selalu tampil dengan konsep yang berbeda-beda sering susah diterima/dicerna oleh publik market anak-anak (Kadang tampil Gothic, kadang tampil cute sailor, kadang tampil lain-lain yang sering dinilai oleh orang "Gak Jelas Penampilannya"), tapi justru itu yang membuat group ini unik. 7ICONS terdiri dari 7 orang yang berbeda karakter tetapi sama kedudukannya dalam group, mereka bertujuh adalah 7ICONS, jika satu saja diganti personilnya maka mereka bukanlah 7ICONS lagi. Lain dengan Cherrybelle, dengan jumlah personil yang sembilan orang, yang lebih menonjol terlihat sekali ada beberapa personil, sedang yang lainnya 'seakan-akan' hanya sebagai pelengkap saja. Jika kita menilai secara objektif, ya itulah apa adanya.
Ini dipertegas pada saat adanya penggantian dua personil Cherrybelle, management Chibi dengan gamblang menyatakan dua personil ini diganti karena sudah 'ketuaan', dan Cherrybelle adalah BRAND NAME. Jadi bisa saja dalam 5 atau 6 tahun (Jika masih ada), Cherrybelle tetap ada dengan sembilan personil yang baru semua :)
Pada akhirnya waktu yang akan menentukan apakah 7ICONS bisa tetap eksis dan berkarya di Indonesia. We will never know, tapi dengan melihat perkembangan mereka setiap hari dan apa yang sudah mereka lakukan, 7ICONS punya harapan; besar; untuk bisa terus sebagai 7ICONS dan menghibur Iconia atau siapapun.
- end -
Friday, July 13, 2012
Social Networking : Necessary Evil Part 2...
Online Social Network saat ini merupakan media paling efektif bagi marketer untuk memasarkan produk-produk mereka. Mulai dari produk jadi, produk jasa, sampai ke selebrity/artis/aktor. Semuanya menggunakan jasa online social network ini. Di Indonesia saat ini Twitter memegang peranan besar selain Facebook, Twitter lebih dipilih saat ini karen kesederhanaanya, dengan 150 karaketer seperti SMS dan dengan sistem follower yang unlimited, sepertinya Twitter sudah menjadi raja di bidang social networking ATAU social marketing. Semua pesan-pesan'sponsor' dapat disampaikan dengan efektif. Bukan hanya di Indonesia saja, tapi di Amerika Serikat dimana pengguna Twitter paling banyak di dunia, perusahaa/artis/selebrity menggunakan Twitter sebagai media interaksi mereka. Yang sangat dikhawatirkan dari Twitter adalah penggunanya, di Indonesia sebagian besar pengguna Twitter adalah anak-anak di bawah umur yang kemampuan berpikir objektifnya masih belum berkembang dengan sempurna. Jadi apa yang mereka baca dan terima di Twitter dianggap sebagai suatu fakta. Di satu sisi marketer ini sangat baik, berarti pesan yang diterima sampai dan 'berbekas', akan tetapi di sisi orang tua atau guardian, hal ini sangat merugikan, secara tidak langsung anak-anak 'dicuci-otak' nya dengan pesan-pesan yang disampaikan secara virtual. Jika sampai ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini akan menjadi sangat bahaya.
Twitter dengan jumlah penguna yang sudah sangat banyak sekali merupakan sarana efektif untuk mempromosikan apapun, perusahaan minuman dengan produk minumannya, perusahaan kosmetik dengan kosmetik-kosmetiknya, jasa konsultasi dengan kata-kata motivasinya, aktor dengan promosi filmnya, penyanyi dengan lagu-lagunya dan banyak lagi. Selain itu pengguna indiviudal juga semakin bertambah setiap harinya, dapat dibayangkan potensi dari social network ini (Twitter).
Selaku pengguna Twitter juga harus berhati-hati dnegan apa yang di tweet, terutama yang memliki followers yang banyak, dikarenakan sebagian besar penguna Twitter tadi adalah segmentasi umur yang tadi, maka apa yang di Tweet dapat dianggap benar. Jadi seperti yang pernah disampaikan 'tetangga' You Tweet What You Are :) Tweet lah dengan bijak. Last but not least, tidak semua yang Tweetnya 'bodoh/tidak bertanggung-jawab' itu anak di bawah umur, banyak juga dari orang dewasa :) jadi bagi yang masih di bawah umur jangan kecil hati :D
Twitter dengan jumlah penguna yang sudah sangat banyak sekali merupakan sarana efektif untuk mempromosikan apapun, perusahaan minuman dengan produk minumannya, perusahaan kosmetik dengan kosmetik-kosmetiknya, jasa konsultasi dengan kata-kata motivasinya, aktor dengan promosi filmnya, penyanyi dengan lagu-lagunya dan banyak lagi. Selain itu pengguna indiviudal juga semakin bertambah setiap harinya, dapat dibayangkan potensi dari social network ini (Twitter).
Selaku pengguna Twitter juga harus berhati-hati dnegan apa yang di tweet, terutama yang memliki followers yang banyak, dikarenakan sebagian besar penguna Twitter tadi adalah segmentasi umur yang tadi, maka apa yang di Tweet dapat dianggap benar. Jadi seperti yang pernah disampaikan 'tetangga' You Tweet What You Are :) Tweet lah dengan bijak. Last but not least, tidak semua yang Tweetnya 'bodoh/tidak bertanggung-jawab' itu anak di bawah umur, banyak juga dari orang dewasa :) jadi bagi yang masih di bawah umur jangan kecil hati :D
Monday, July 9, 2012
SMS Voting : Is It Justifiable? Part 2...
Melanjutkan topik SMS voting kemarin, apakah SMS voting itu objektif? Contoh yang paling konkrit, Indonesian Idol 2012 kemarin, hanya penyelenggara dan provider yang benar-benar tau hasil polling sms yang sebenarnya. Kita sebagai penonton ya tetap sebagai penonton saja; seperti yang selalu dingiang-ngiangkan sang MC "Ayo, masih ada waktu untuk medukung idola Anda, jangan sampai karena Anda kurang mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya, idola Anda tidak menjadi Indonesian Idol 2012" sepanjang acara berdurasi 4 jam itu, pesan-pesan untuk mengirimkan SMS untuk mendukung terus disampaikan. Kita sebagai penonton terbawa emosi untuk memilih idola kita dan langsung mengirimkan SMS dukungan, menurut info dari sumber yang dapat dipercaya, traffic SMS dukungan yang masuk dalam satu minggu sebelum pengumuman kemarin sangat tinggi. Dapat dibayangkan uang yang keluar masuk selama satu minggu itu.
Benar hanya penyelenggara dan provider saja yang tahu hasilnya. Dan WALAU jumlah dukungan SMS terbanyak pun tidak menjamin itu yang akan diumumkan ke publik. Sebab ini dilakukan secara tertutup, walau si A mengumpulkan suara paling banyak, bisa saja si B atau C yang menang. Memang tidak di semua event yang menggunakan SMS polling bersifat demikian.
Dalam hal voting idola, ada banyak kejadian anak-anak yang menghabiskan uang jajannya untuk membeli pulsa demi mendukung idola mereka masing-masing, belum lagi yang negatif yang mengambil uang orang lain (mencuri) untuk beli pulsa. Cukup prihatin, tapi inilah yang terjadi tanpa kita sadari. Kata kunci di polling SMS adalah "Kirimkanlah sebanyak-banyaknya", nah dalam hal ini akan menunjukan bahwa siapapun yang dananya kuat bisa memenangkannya. Coba dipikirkan lagi business model seperti ini, ini legal secara hukum, sebab secara legal kita sendiri yang megirimkan SMS dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Jadi tidak bisa menyalahkan siapapun, baik itu penyelenggara maupun provider.
SMS polling tidak harus dilarang, akan tetapi teknis pelaksanaanya yang harus dibenahi JIKA ingin hasilnya OBJEKTIF. Salah satunya adalah dengan membuat filter, satu nomor satu pilihan; jadi dari satu nomor telepon/hp hanya bisa memilih satu kali per setiap sesinya, tapi ini merugikan penyelenggara/provider secara tidak langsung; jumlah pulsa yang digunakan jelas sangat sedikit sekali jadinya. Serba salah juga di dunia jadinya sebab mereka sebagai penyelenggara harus membayar biaya produksi acara tersebut, dalam hal Indonesian Idol mereka harus membayar ke Fremantle untuk acara ini, belum lagi biaya karantina dan lain-lainnya.
Inti dari tulisan ini satu : Be Smart! Kita boleh SMS untuk mendukung idola kita, tapi vote secara wajar. Jika sampai menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan untuk mendukung idola itu tidak bijak sama sekali, bayangkan uang pulsa itu bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih berguna. Be Smart, Be Smart...
Benar hanya penyelenggara dan provider saja yang tahu hasilnya. Dan WALAU jumlah dukungan SMS terbanyak pun tidak menjamin itu yang akan diumumkan ke publik. Sebab ini dilakukan secara tertutup, walau si A mengumpulkan suara paling banyak, bisa saja si B atau C yang menang. Memang tidak di semua event yang menggunakan SMS polling bersifat demikian.
Dalam hal voting idola, ada banyak kejadian anak-anak yang menghabiskan uang jajannya untuk membeli pulsa demi mendukung idola mereka masing-masing, belum lagi yang negatif yang mengambil uang orang lain (mencuri) untuk beli pulsa. Cukup prihatin, tapi inilah yang terjadi tanpa kita sadari. Kata kunci di polling SMS adalah "Kirimkanlah sebanyak-banyaknya", nah dalam hal ini akan menunjukan bahwa siapapun yang dananya kuat bisa memenangkannya. Coba dipikirkan lagi business model seperti ini, ini legal secara hukum, sebab secara legal kita sendiri yang megirimkan SMS dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Jadi tidak bisa menyalahkan siapapun, baik itu penyelenggara maupun provider.
SMS polling tidak harus dilarang, akan tetapi teknis pelaksanaanya yang harus dibenahi JIKA ingin hasilnya OBJEKTIF. Salah satunya adalah dengan membuat filter, satu nomor satu pilihan; jadi dari satu nomor telepon/hp hanya bisa memilih satu kali per setiap sesinya, tapi ini merugikan penyelenggara/provider secara tidak langsung; jumlah pulsa yang digunakan jelas sangat sedikit sekali jadinya. Serba salah juga di dunia jadinya sebab mereka sebagai penyelenggara harus membayar biaya produksi acara tersebut, dalam hal Indonesian Idol mereka harus membayar ke Fremantle untuk acara ini, belum lagi biaya karantina dan lain-lainnya.
Inti dari tulisan ini satu : Be Smart! Kita boleh SMS untuk mendukung idola kita, tapi vote secara wajar. Jika sampai menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan untuk mendukung idola itu tidak bijak sama sekali, bayangkan uang pulsa itu bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih berguna. Be Smart, Be Smart...
Indonesia, the Growing Entertainment Market Part 4...
Di dunia entertainment, dimanapun itu pada umumnya sama, akan tetapi di Indonesia artis karbitan itu bertumbuhan seperti jamur di lahan lembab. Ada yang menilai SMASH dan 7ICONS adalah artis karbitan. Sekarang definisi karbitan yang dimaksud adalah artis yang naik daun karena perlakuannya yang sensasional dalam hal ini ke hal yang kontroversial. Yang pada umumnya memang tidak memiliki skill apapun. Smash dan 7icons mungkin naik daun dalam waktu yang singkat tapi tidak membuat mereka menjadi artis karbitan. Group-group setelah itu mulai ke arah karbit karena sudah dipelopori maka dengan mengikuti trend dengan sendirinya cepat naik daun.
Artis karbitan pada umumnya umurnya seumur jagung. Market entertainment itu mudah melupakan, terutama di Indonesia. Gampang lupa. Kecuali sang artis karbit itu tetap melakukan hal-hal yang kontroversial. Bagi masyarakat sebagian mungkin itu adalah hal yang memalukan. Tapi mayoritas yang memutuskan; maksudnya adalah selama kontroversi itu membawa pro dan kontra itulah makanan media dan dunia entertainment kita sehari-hari. Artis karbit jika tidak melakukan sensasi akan hilang dengan sendirinya; akan tetapi artis karbit yang 'pintar' akan menggunakan sebaik-baiknya "5 Minutes of Fame" nya. Sebelum efek karbitnya hilang, artis itu sudah mendapatkan apa yang dikehendakinya; jadi walau efek karbit itu udah pudar tidak akan membuatnya kurang apapun.
To be continued...
Artis karbitan pada umumnya umurnya seumur jagung. Market entertainment itu mudah melupakan, terutama di Indonesia. Gampang lupa. Kecuali sang artis karbit itu tetap melakukan hal-hal yang kontroversial. Bagi masyarakat sebagian mungkin itu adalah hal yang memalukan. Tapi mayoritas yang memutuskan; maksudnya adalah selama kontroversi itu membawa pro dan kontra itulah makanan media dan dunia entertainment kita sehari-hari. Artis karbit jika tidak melakukan sensasi akan hilang dengan sendirinya; akan tetapi artis karbit yang 'pintar' akan menggunakan sebaik-baiknya "5 Minutes of Fame" nya. Sebelum efek karbitnya hilang, artis itu sudah mendapatkan apa yang dikehendakinya; jadi walau efek karbit itu udah pudar tidak akan membuatnya kurang apapun.
To be continued...
Subscribe to:
Posts (Atom)