Melanjutkan topik SMS voting kemarin, apakah SMS voting itu objektif? Contoh yang paling konkrit, Indonesian Idol 2012 kemarin, hanya penyelenggara dan provider yang benar-benar tau hasil polling sms yang sebenarnya. Kita sebagai penonton ya tetap sebagai penonton saja; seperti yang selalu dingiang-ngiangkan sang MC "Ayo, masih ada waktu untuk medukung idola Anda, jangan sampai karena Anda kurang mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya, idola Anda tidak menjadi Indonesian Idol 2012" sepanjang acara berdurasi 4 jam itu, pesan-pesan untuk mengirimkan SMS untuk mendukung terus disampaikan. Kita sebagai penonton terbawa emosi untuk memilih idola kita dan langsung mengirimkan SMS dukungan, menurut info dari sumber yang dapat dipercaya, traffic SMS dukungan yang masuk dalam satu minggu sebelum pengumuman kemarin sangat tinggi. Dapat dibayangkan uang yang keluar masuk selama satu minggu itu.
Benar hanya penyelenggara dan provider saja yang tahu hasilnya. Dan WALAU jumlah dukungan SMS terbanyak pun tidak menjamin itu yang akan diumumkan ke publik. Sebab ini dilakukan secara tertutup, walau si A mengumpulkan suara paling banyak, bisa saja si B atau C yang menang. Memang tidak di semua event yang menggunakan SMS polling bersifat demikian.
Dalam hal voting idola, ada banyak kejadian anak-anak yang menghabiskan uang jajannya untuk membeli pulsa demi mendukung idola mereka masing-masing, belum lagi yang negatif yang mengambil uang orang lain (mencuri) untuk beli pulsa. Cukup prihatin, tapi inilah yang terjadi tanpa kita sadari. Kata kunci di polling SMS adalah "Kirimkanlah sebanyak-banyaknya", nah dalam hal ini akan menunjukan bahwa siapapun yang dananya kuat bisa memenangkannya. Coba dipikirkan lagi business model seperti ini, ini legal secara hukum, sebab secara legal kita sendiri yang megirimkan SMS dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Jadi tidak bisa menyalahkan siapapun, baik itu penyelenggara maupun provider.
SMS polling tidak harus dilarang, akan tetapi teknis pelaksanaanya yang harus dibenahi JIKA ingin hasilnya OBJEKTIF. Salah satunya adalah dengan membuat filter, satu nomor satu pilihan; jadi dari satu nomor telepon/hp hanya bisa memilih satu kali per setiap sesinya, tapi ini merugikan penyelenggara/provider secara tidak langsung; jumlah pulsa yang digunakan jelas sangat sedikit sekali jadinya. Serba salah juga di dunia jadinya sebab mereka sebagai penyelenggara harus membayar biaya produksi acara tersebut, dalam hal Indonesian Idol mereka harus membayar ke Fremantle untuk acara ini, belum lagi biaya karantina dan lain-lainnya.
Inti dari tulisan ini satu : Be Smart! Kita boleh SMS untuk mendukung idola kita, tapi vote secara wajar. Jika sampai menghabiskan ratusan ribu sampai jutaan untuk mendukung idola itu tidak bijak sama sekali, bayangkan uang pulsa itu bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih berguna. Be Smart, Be Smart...
OK Sir,
ReplyDeleteBE SMART!!!
;)